Latest Articles
Awal mula SUBULUSSALAM-UNDERCOVER sebenarnya sudah lama
terpikirkan oleh saya sendiri semenjak saya menyandang status sebagai mahasiswa. Terpikirkan oleh saya bagaimana
caranya supaya publikasi tentang Kota Subulussalam itu bisa dilihat oleh orang
banyak sebagai bahan intopeksi diri bahwasanya beginilah gambaran kota subulussalam.
Harapannya semoga setiap lapisan
masyarakat Kota Subulussalam dapat menyaksikan sebuah karya putra daerah
SUBULUSSALAM-UNDERCOVER sebagai bahan resensi bagi masyarakat dalam menyikapi
perkembangan dizaman modernisasi sekarang. Khususnya bagi instansi pemerintahan
Kota Subulussalam itu sendiri.
Subulussalam-undercover merupakan sebuah judul FILM
Dokumenter tentang Kota Subulussalan. Dimana dari judulnya sendiri ialah
UNDERCOVER yang berarti tentang rahasia subulussalam.
Dalam arti kata rahasia disini ialah
melainkan mengungkap tentang gambaran keseharian
masyarakat kota subulussalam. Meliputi seperti interaksi masyarakat, orientasi
budaya lokal, gaya hidup, pendidikan adat istiadat dan hal-hal lainnya yang
menggambarkan ciri khas Kota Subulussalam itu sendiri.
read more
Para analis Box Office telah mencatat bahwa genre film ini telah menjadi semakin sukses di bioskop-bioskop melalui film-film seperti Super Size Me, March of the Penguins dan An Inconvenient Truth.
Bila dibandingkan dengan film-film naratif dramatik, film dokumenter
biasanya dibuat dengan anggaran yang jauh lebih murah. Hal ini cukup
menarik bagi perusahaan-perusahaan film sebab hanya dengan rilis bioskop
yang terbatas dapat menghasilkan laba yang cukup besar.
Perkembangan film dokumenter cukup pesat semenjak era cinema verité. Film-film termasyhur seperti The Thin Blue Line karya Errol Morris stylized re-enactments, dan karya Michael Moore: Roger & Me
menempatkan kontrol sutradara yang jauh lebih interpretatif. Pada
kenyataannya, sukses komersial dari dokumenter-dokumenter tersebut
barangkali disebabkan oleh pergeseran gaya naratif dalam dokumenter. Hal
ini menimbulkan perdebatan apakah film seperti ini dapat benar-benar
disebut sebagai film dokumenter; kritikus kadang menyebut film-film
semacam ini sebagai mondo films atau docu-ganda. Bagaimanapun juga, manipulasi penyutradaraan pada subyek-subyek dokumenter telah ada sejak era Flaherty, dan menjadi semacam endemik pada genrenya.
Kesuksesan mutakhir pada genre dokumenter, dan kemunculannya pada keping-keping DVD,
telah membuat film dokumenter menangguk keuntungan finansial meski
tanpa rilis di bioskop. Meski begitu pendanaan film dokumenter tetap
eksklusif, dan sepanjang dasawarsa lalu telah muncul peluang-peluang
eksibisi terbesar dari pasar penyiaran. Ini yang membuat para sineas
dokumenter tertarik untuk mempertahankan gaya mereka, dan turut
memengaruhi para pengusaha penyiaran yang telah menjadi donatur terbesar
mereka.
Dokumenter modern saling tumpang tindih dengan program-program televisi, dengan kemunculan reality show
yang sering dianggap sebagai dokumenter namun pada kenyataannya kerap
merupakan kisah-kisah fiktif. Juga bermunculan produksi dokumenter the making-of yang menyajikan proses produksi suatu Film atau video game. Dokumenter yang dibuat dengan tujuan promosi ini lebih dekat kepada iklan daripada dokumenter klasik.
Kamera video digital modern yang ringan dan editing terkomputerisasi
telah memberi sumbangan besar pada para sineas dokumenter, sebanding
dengan murahnya harga peralatan. Film pertama yang dibuat dengan
berbagai kemudahan fasilitas ini adalah dokumenter karya Martin Kunert dan Eric Manes: Voices of Iraq, dimana 150 buah kamera DV dikirim ke Iraq sepanjang perang dan dibagikan kepada warga Irak untuk merekam diri mereka sendiri.
read more
Film dokumenter adalah film yang mendokumentasikan kenyataan. Istilah "dokumenter" pertama digunakan dalam resensi film Moana (1926) oleh Robert Flaherty, ditulis oleh The Moviegoer, nama samaran John Grierson, di New York Sun pada tanggal 8 Februari 1926.
Di Perancis, istilah dokumenter digunakan untuk semua film non-fiksi,
termasuk film mengenai perjalanan dan film pendidikan. Berdasarkan
definisi ini, film-film pertama semua adalah film dokumenter. Mereka
merekam hal sehari-hari, misalnya kereta api masuk ke stasiun. pada
dasarnya, film dokumenter merepresentasikan kenyataan. Artinya film
dokumenter berarti menampilkan kembali fakta yang ada dalam kehidupan.
Dokudrama
Pada perkembangannya, muncul sebuah istilah baru yakni Dokudrama.
Dokudrama adalah genre dokumenter dimana pada beberapa bagian film
disutradarai atau diatur terlebih dahulu dengan perencanaan yang detail.
Dokudrama muncul sebagai solusi atas permasalahan mendasar film
dokumenter, yakni untuk memfilmkan peristiwa yang sudah ataupun belum
pernah terjadi.
read more
Langganan:
Postingan (Atom)