Para analis Box Office telah mencatat bahwa genre film ini telah menjadi semakin sukses di bioskop-bioskop melalui film-film seperti Super Size Me, March of the Penguins dan An Inconvenient Truth.
Bila dibandingkan dengan film-film naratif dramatik, film dokumenter
biasanya dibuat dengan anggaran yang jauh lebih murah. Hal ini cukup
menarik bagi perusahaan-perusahaan film sebab hanya dengan rilis bioskop
yang terbatas dapat menghasilkan laba yang cukup besar.
Perkembangan film dokumenter cukup pesat semenjak era cinema verité. Film-film termasyhur seperti The Thin Blue Line karya Errol Morris stylized re-enactments, dan karya Michael Moore: Roger & Me
menempatkan kontrol sutradara yang jauh lebih interpretatif. Pada
kenyataannya, sukses komersial dari dokumenter-dokumenter tersebut
barangkali disebabkan oleh pergeseran gaya naratif dalam dokumenter. Hal
ini menimbulkan perdebatan apakah film seperti ini dapat benar-benar
disebut sebagai film dokumenter; kritikus kadang menyebut film-film
semacam ini sebagai mondo films atau docu-ganda. Bagaimanapun juga, manipulasi penyutradaraan pada subyek-subyek dokumenter telah ada sejak era Flaherty, dan menjadi semacam endemik pada genrenya.
Kesuksesan mutakhir pada genre dokumenter, dan kemunculannya pada keping-keping DVD,
telah membuat film dokumenter menangguk keuntungan finansial meski
tanpa rilis di bioskop. Meski begitu pendanaan film dokumenter tetap
eksklusif, dan sepanjang dasawarsa lalu telah muncul peluang-peluang
eksibisi terbesar dari pasar penyiaran. Ini yang membuat para sineas
dokumenter tertarik untuk mempertahankan gaya mereka, dan turut
memengaruhi para pengusaha penyiaran yang telah menjadi donatur terbesar
mereka.
Dokumenter modern saling tumpang tindih dengan program-program televisi, dengan kemunculan reality show
yang sering dianggap sebagai dokumenter namun pada kenyataannya kerap
merupakan kisah-kisah fiktif. Juga bermunculan produksi dokumenter the making-of yang menyajikan proses produksi suatu Film atau video game. Dokumenter yang dibuat dengan tujuan promosi ini lebih dekat kepada iklan daripada dokumenter klasik.
Kamera video digital modern yang ringan dan editing terkomputerisasi
telah memberi sumbangan besar pada para sineas dokumenter, sebanding
dengan murahnya harga peralatan. Film pertama yang dibuat dengan
berbagai kemudahan fasilitas ini adalah dokumenter karya Martin Kunert dan Eric Manes: Voices of Iraq, dimana 150 buah kamera DV dikirim ke Iraq sepanjang perang dan dibagikan kepada warga Irak untuk merekam diri mereka sendiri.
0 komentar: